Soal Tunggakan Gaji Pemain PSM, PT LIB Akhirnya Buka Suara
By Admin
JAKARTA - Humas PT Liga Indonesia Baru (LIB) Sabina Katya akhirnya buka suara terkait tunggakan gaji para pemain PSM Makassar. Ia menyebut kasus tunggakan gaji PSM Makassar kepada pemainnya mendapat perhatian serius.
"LIB aware [sadar] dengan situasi yg terjadi. Di sini, LIB selaku operator berprinsip bahwa kompetisi harus well organized [dikelola dengan baik]," kata Sabina dalam keterangannya.
"Jalannya [kompetisi] harus sehat. Saat ini kami membangun komunikasi kepada klub yang bersangkutan [PSM Makassar], dan melakukan pengecekan," ujarnya pada Jumat (15/12) malam.
Soal tindakan konkret yang akan ditempuh, LIB tak ingin gegabah. LIB ingin memastikan lebih dulu persoalan tunggakan gaji ini, sambil mencoba mencarikan jalan keluar.
"Kami melakukan pengecekan atas fakta-faktanya. Karena tidak semua kasus tindakannya dipukul rata. Perlu ditelaah secara case by case [kasus per kasus]. Terima kasih," kata Sabina.
Persoalan tunggakan gaji pemain PSM sudah jadi isu lama dari bulan ke bulan. Pemain PSM bahkan sempat mogok latihan karena hak-hak mereka sesuai kontrak tak kunjung dilunasi.
Terbaru, pemain asing Victor Mansaray memutuskan hengkang dari klub. Pemain asal Amerika Serikat ini tak bisa menerima gajinya ditunggak oleh manajemen PSM di tengah kompetisi.
Keputusan hengkang pemain yang baru didatangkan pada putaran kedua kompetisi ini diunggah di media sosial Instagram. Mansaray merasa dibohongi oleh manajemen PSM.
"Aku sudah bilang [ke] manajemen untuk menghentikan kontrakku [karena] penundaan gaji adalah sesuatu yang tidak aku tolerir," tulis Mansaray di Instagram pribadinya pada Jumat (15/12).
Aku merasa dikhianati dan dibohongi oleh manajemen. Aku memang tidak berada di Kediri pada hari Senin. Saya doakan yang terbaik untuk kalian ke depan," ujarnya menuliskan.
Persoalan gaji memang tidak termaktub dalam Kode Disiplin PSSI dan Regulasi Kompetisi Liga 1 2023/2024. Perihal gaji ini termaktub dalam kontrak antara klub dan pemain.
Karena itu penyelesaian jika ada sengketa soal gaji adalah jalur hukum. Untuk kasus pemain asing biasanya akan dilaporkan ke Badan Penyelesaian Sengketa (DRC) FIFA.
Berikutnya DRC FIFA akan membuat keputusan klub akan diperingatkan untuk melunasi gaji, kemudian teguran jika tak diindahkan, lantas denda jika masih diabaikan.
Jika denda juga masih diabaikan, DRC FIFA bisa membekukan aktivitas transfer klub terkait pemain baru. Sanksi ini baru akan dicabut setelah pelunasan dan denda dibayarkan.
Untuk pemain nasional, biasanya diselesaikan lewat melalui jalur diplomasi. Yang menjadi jembatan komunikasi pemain adalah Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI). (*)